Harga Pokok Produksi

Pengertian Harga Pokok :

Pengertian Harga Pokok menurut beberapa ahli diantaranya adalah :
Ø Harga pokok adalah pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.
Ø Harga pokok adalah sebagai bagian dari harga perolehan suatu aktiva yang ditunda pembebannya dimasa yang akan datang.

Pengertian Harga Pokok Produksi :

Harga Pokok Produksi adalah merupkan penjumlahan dari tiga unsur biaya produksi yaitu : bahan baku, upah langsung, dan overhead pabrik.

Analisis Rasio Keuangan

finance
Pengertian Analisis Rasio :

Analisis Rasio yaitu analisis keuangan perusahaan untuk menilai kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada pos laporan keuangan (neraca, laporan laba/rugi, laporan aliran kas). Analisis rasio keuangan menggunakan data laporan keuangan yang telah ada sebagai dasar penilaiannya

Fungsi Analisis Rasio :

  • Membimbing investor dan kreditor membuat keputusan atau pertimbangan tentang pencapaian perusahaan dan prospek pada masa datang
  • Memberi gambaran kelemahan dan kemampuan finansial perusahaan dari tahun ketahun
  • Mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya
  • Menentukan apakah terdapat kenaikan atau penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut
  • (Bagi para analisis intern) , Membantu manajemen membuat evaluasi mengenai hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

Pemakai Rasio Keuangan :

Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan yaitu Manajer perusahaan, Analis kredit, dan Analis saham.

Menurut Budi Rahardjo (1992:12) menyatakan bahwa pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
a. Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
b. Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :

1. Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan. Ada 2 macam kreditur :
-Kreditur jangka pendek, akan lebih menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau lebih tertarik pada likuiditas.
-Kreditur jangka panjang, akan menekankan pada kelangsungan pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.

2. Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham perusahaan tersebut di pasaran.

Metode Pendekatan Analisis Rasio Keuangan :

1. Pendekatan Lintas Seksi (Cross Sectional Approach)  Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya yang sejenis pada saat bersamaan. Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan berada di atas, berada pada rata-rata, atau berada dibawah rata-rata industri.

2. Pendekatan Runtut Waktu (Time Series Analysis) Yaitu cara mengevaluasi dengan jalan membandingkan rasio-rasio finansial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya. Dengan membandingkan antara rasio-rasio yang dicapai saat ini dengan rasio-rasio dimasa lalu yang dapat memperlihatkan apakah perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran. Perkembangan perusahaan terlihat pada kecenderungan ”(trend)” dari tahun ke tahunnya, dan dengan melihat perkembangan ini perusahaan akan dapat membuat rencana untuk masa depannya.

Jenis Analisis Rasio :

1. Rasio Likuiditas (liquidity ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menjamin kewajiban-kewajiban lancarnya. Rasio ini antara lain Rasio Kas (cash ratio), Rasio Cepat (quick ratio), Rasio Lancar (current ratio)

2. Rasio Solvabilitas (Solvency ratio)
Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat pengelolaan sumber dana perusahaan. Beberapa rasio ini antara lain Rasio Total Hutang terhadap Modal sendiri, Total Hutang terhadap Total Asset, TIE Time Interest Earned

3. Rasio Efesiensi/Perputaran

Rasio perputaran digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola asset-assetnya sehingga memberikan aliran kas masuk bagi perusahaan. Rasio ini antara lain Rasio Perputaran Persediaan, Perputaran Aktiva Tetap, dan Total Asset Turnover

4. Rasio Profitabilitas (profitability ratio)
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi perusahaan. Rasio ini antara lain: GPM (Gross Profit Margin), OPM(Operating Profit Margin), NPM (Net Profit Margin), ROA (Return to Total Asset), ROE (Return On Equity)

5. Rasio Pasar (market ratio)

Rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap Nilai Buku perusahaan. Rasio ini antara lain: PER (Price Earning Ratio), Devidend Yield, Devideng Payout Ratio, PBV (Price to Book Value)

Akuntansi Biaya

ekonomi fffffffPengertian Akuntansi Biaya :

Adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa, dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya.

Tujuan Akuntansi Biaya :

Yakni untuk menyediakan informasi biaya bagi kepentingan manajemen guna membantu mereka di dalam mengelola perusahaan atau bagiannya.

Klasifikasi Biaya (Penggolongan Biaya) :

Biaya dapat digolongkan menjadi beberapa golongan atas dasar, yakni sebagai berikut :

  1. Obyek Pengeluaran
  2. Fungsi-Fungsi Pokok Perusahaan
  3. Hubungan Biaya dengan Sesuatu yang Dibiayai
  4. Atas Dasar Tingkah Lakunya terhadap Perubahan Volume Kegiatan
  5. Jangka Waktu

Metode Pengumpulan Biaya Produksi :

Pengumpulan harga pokok produksi dapat ditentukan oleh cara produksi, yakni :
a)Produksi atas dasar pesanan, menggunakan metode harga pokok pesanan (job order cost method)
b)Produksi massa, mengumpulkan harga pokok produksi dengan menggunakan metode harga pokok proses (proses cost method)

Metode Penentuan Harga Pokok Produksi :

Cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Ada dua pendekatan :
a)Full Costing, merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsure biaya produksi ked ala harga pokok produksi baik yang bersifat variabel maupun tetap
b)Variable Costing, yakni Metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi

Perbandingan Laporan Laba Rugi Perusahaan Manufaktur dengan Laporan Laba Rugi Perusahaan Dagang :

1. Perusahaan dagang

Perusahaan yang kegiatannya membeli barang dagangan dari perusahaan lain dan melakukan penjualan barang tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur.
Untuk mendapatkan barang dagangan, perusahaan dagang mengeluarkan biaya, yang dalam laporan laba rugi dikelompok kan menjadi 3 golongan yakni :

  1. Harga pokok penjualan
  2. Biaya pemasaran
  3. Biaya administrasi dan umum

2. Perusahaan Manufaktur

Perusahaan yang kegiatannya mengolah bahan baku menjadi produk jadi dan melakukan penjualan produk tersebut kepada konsumen atau perusahaan manufaktur lain.
Kegiatan pengolahan bahan baku, menjadi produk jadi memerlukan 3 kelompok pengorbanan sumber ekonomi, yakni :

  1. Pengorbanan bahan baku
  2. Pengorbanan jasa tenaga kerja,dan
  3. Pengorbanan jasa fasilitas

Dalam pemasaran produk jadi, juga memerlukan pengorbanan sumber ekonomi, yakni :

  1. Biaya produksi (terdiri biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik)
  2. Biaya pemasaran
  3. Biaya administrasi dan umum

daryono.staff.gunadarma.ac.id

Auditing

Audit

Auditing adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Kriteria yang ditetapkan adalah patokan atau standar yang dipakai sebagai dasar untuk menilai pernyataan (yang berupa hasil proses akuntansi) dapat berupa:

a.       peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif,
b.       anggaran atau ukuran prestasi lain yang ditetapkan oleh manajemen, dan
c.       prinsip akuntansi yang lazim (PABU)
Audit terdiri dari tiga jenis:
1.    audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan secara keseluruhan—yang merupakan informasi terukur yang akan diverifikasi—telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria yang tertentu.
2.       audit operasional merupakan penelaahan atas bagian manapun dari prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan efektifitasnya.
3.      audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah klien telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki otoritas lebih tinggi.
Ada empat jenis auditor yang dikenal secara umum, yaitu:
1.       akuntan publik terdaftar bertanggung jawab atas audit laporan keuangan historis dari seluruh perusahaan publik dan perusahaan besar lainnya,
2.       auditor pemerintah adalah lembaga atau badan yang bertanggung jawab secara fungsional atas pengawasan terhadap kekayaan atau keuangan negara,
3.       auditor pajak bertanggung jawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum dalam pelaksanaan ketentuan pajak,
4.       auditor intern bekerja pada suatu perusahaan untuk melakukan audit bagi kepentingan manajemen perusahaan.
Karena kondisi masyarakat semakin kompleks, terdapat kemungkinan bahwa para pengambil keputusan akan memperoleh informasi yang tidak dapat dipercaya dan tidak dapat diandalkan yang sering disebut sebagai risiko informasi. Risiko informasi menunjukkan kemungkinan informasi yang digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan usaha tersebut tidak akurat.
Risiko informasi dapat disebabkan oleh:
1.      hubungan yang tidak dekat antara penerima dan pemberi informasi,
2.      sikap memihak dan motif lain yang melatarbelakangi pemberi informasi,
3.      data yang berlebihan,
4.      dan transaksi pertukaran yang kompleks.
Risiko informasi dapat dikurangi dengan melakukan:
1.      verifikasi informasi oleh pihak pemakai,
2.      pemakai menanggung risiko informasi bersama-sama dengan manajemen,
3.      dan dilakukan audit atas laporan keuangan.
Kantor akuntan publik melaksanakan empat jenis jasa utama, yaitu:
1.      Jasa atestasi adalah semua kegiatan yang dilakukan oleh kantor akuntan publik untuk mengeluarkan laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan atas keandalan asersi tertulis yang telah dibuat dan ditanggungjawabi pihak lain. Terdapat tiga macam jasa atestasi, yaitu:
a.       audit: audit atas laporan keuangan historis, adanya opini auditor atas laporan keuangan,
b.      review: lebih sempit dari audit, dan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan pemakai laporan keuangan,
c.       jasa atestasi lainnya, misalnya atestasi atas laporan keuangan prospektif (perkiraan dan proyeksi), data statistik atas hasil-hasil investasi untuk organisasi, seperti reksa dana, serta karakteristik perangkat lunak komputer.
2.      Jasa perpajakan, yaitu kantor akuntan publik menyusun surat pemberitahuan pajak (SPT) pajak penghasilan dari perusahaan dan perseorangan, baik yang merupakan klien audit maupun yang bukan.
3.      Konsultasi manajemen yaitu pemberian jasa tertentu yang memberi kemungkinan pada kliennya untuk meningkatkan efektivitas operasinya.
4.      Jasa akuntansi dan pembukuan adalah jasa dalam melakukan tugas-tugas pembukuan guna memenuhi kebutuhan klien.

Tax Accounting

Tax Accounting

Akuntansi Perpajakan merupakan suatu seni dalam mencatat, menggolongkan, mengihtisarkan serta menafsirkan transaksi-transaksi finansial yang dilakukan oleh perusahaan dan bertujuan untuk menentukan jumlah penghasilan kena pajak (penghasilan yang digunakan sebagai dasar penetapan beban dan pajak penghasilan yang terutang) yang diperoleh atau diterima dalam suatu tahun pajak untuk dipakai sebagai dasar penetapan beban dan/atau pajak penghasilan yang terutang oleh perusahaan sebagai wajib pajak.

Secara sederhana Akuntansi Perpajakan dapat didifinisikan sebagai: Bidang Akuntansi yang mengkalkulasi, menangani, mencatat, bahkan menganalisa dan membuat strategi perpajakan sehubungan dengan kejadian-kejadian ekonomi (transaksi) perusahaan.
Prinsip Akuntansi Perpajakan meliputi :

  • Kesatuan Akuntansi
  • Kesinambungan
  • Harga pertukaran yang objektif
  • Konsistensi
  • Konservatif

Fungsi Akuntansi Perpajakan adalah mengelola data kuantitatif untuk menyajikan laporan keuangan yang memuat perhitungan perpajakan, yang kemudian akan digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.

Tujuan kualitatif dalam Akuntansi Perpajakan adalah :

  • Relevan
  • Dapat dimengerti
  • Daya Uji
  • Netral
  • Tepat Waktu
  • Daya Banding
  • Lengkap

Peranan Akuntansi Perpajakan dalam perusahaan

  • Membuat perencanaan dan strategi perpajakan.
  • Memberikan analisa dan prediksi mengenai potensi pajak perusahaan di masa yang akan datang.
  • Dapat menerapkan perlakuan akuntansi atas kejadian perpajakan (mulai dari penialian/penghitungan, pencatatan (pengakuan) atas pajak, dan dapat menyajikannya di dalam laporan komersial maupun laporan fiskal perusahaan.
  • Dapat melakukan pengarsipan dan dokumentasi perpajakan dengan lebih baik, sebagai bahan untuk melakukan pemeriksaan dan evaluasi.
Pentingnya Akuntansi Pajak
Pajak penghasilan seringkali dikenakan atau dipungut atas dasar berbagai asas, tujuan, dan pertimbangan-pertimbangan yang sebagian besar diantaranya justru tidak  berhubungan dengan penentuan laba rugi periodik atau penetapan beban dan pendapatan sebagai salah satu tujuan pokok akuntansi keuangan. Sehingga untuk melaksanakan kewajiban pajak dengan benar terutama dalam pengisian dan pelaporan SPT Tahunan sangat penting untuk mengetahui dan mempelajari akuntansi pajak.
Pengertian Dasar Pengenaan Pajak (DPP) Kewajiban Dalam Akuntansi Pajak
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) adalah nilai kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam penghitungan laba fiskal atau nilai tercatat kewajiban dikurangi dengan setiap jumlah yang dapat dikurangkan pada masa mendatang.
Misalnya :
  • Nilai tercatat beban yang masih harus dibayar (accured expenses) 100. Biaya tersebut dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal dengan dasar kas. DPP-nya adalah nol.
  • Nilai tercatat pendapatan bunga diterima dimuka 100. Untuk tujuan fiskal, pendapatan bunga tersebut dikenakan pajak dengan dasar kas. DPP-nya adalah nol.
  • Nilai tercatat beban masih harus dibayar (accrued expense) 100. Untuk tujuan fiskal biaya tersebut telah dikurangkan. DPP-nya adalah 100.
  • Nilai tercatat beban denda yang masih harus dibayar 100. Untuk tujuan fiskal, beban denda tersebut tidak dapat dikurangkan. DPPnya adalah 100.
  • Nilai tercatat pinjaman yang diterima 100. Pelunasan pinjaman tersebut tidak mempunyai konsekuensi pajak. DPP-nya adalah 100.
Dasar Pengenaan Pajak (DPP) ditentukan menurut prinsip dasar yang digunakan dalam Pernyataan PSAK 46, dengan beberapa pengecualian, perusahaan harus mengakui kewajiban pajak tangguhan apabila pelunasan nilai tercatat kewajiban tersebut akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode mendatang  lebih kecil dibandingkan dengan pembayaran pajak sebagai akibat pelunasan kewajiban yang tidak memiliki konsekuensi pajak.

Sumber: http://ekonomi-holic.blogspot.com/2013/02/akuntansi-perpajakan.html#ixzz2QsGNJSFb